Pernikahan merupakan keadaan sakral yang menyatukan dua hati saling mencinta dan semestinya berlangsung seumur hidup. Namun, untuk melewatinya memang gak mudah. Karena perjalanan pernikahan kadang tidak semulus yang diinginkan. Untuk menjaga rumah tanggamu tetap awet, ini 5 hal yang gak boleh kamu lakukan setelah menikah yang dikutip dari Lintas.me
Curhat Keburukan Pasangan Pada Orangtua
Setiap kali punya masalah dengan pasangan, kamu sebaiknya gak menceritakan keburukan pasangan pada orang tuamu. Sekalipun kamu sangat dekat dan terbiasa begitu. Karena seburuk-buruknya pasangan, itu pilihanmu. Aib yang kamu ceritakan akan tetap bertahan menjadi sebuah opini bagi orang lain sekalipun kamu sudah melupakannya. Jadi, jika ada masalah dengan pasangan sebaiknya ceritakan saja pada mertuamu.
Menganggap Mertua Itu Orang Lain
Ketika menikah, otomatis orangtuamu pun bertambah. Sekalipun mereka mungkin memiliki sikap yang kurang mengenakkan, jangan pernah menganggap mertuamu sebagai orang lain. Karena dengan begini, kamu akan semakin tidak menyukainya dan menganggap setiap bentuk perhatiannya yang disampaikan dengan baik (dan tidak) justru akan mengganggumu.
Masih Berhubungan dengan Masa Lalu
Masa lalu di sini maksudnya hal yang sudah berlalu dan gak perlu kamu ingat-ingat lagi. Misalnya mantan kamu, tingkah laku buruk yang ingin kamu ubah, atau hal-hal lalu yang sudah saatnya kamu tutup. Untuk sebuah pernikahan , hal seperti ini bisa berakibat fatal dan gak menguntungkan siapa pun.
Childish
Kalo kamu tipe yang suka ngambek dan memilih diam ketika marah saat pacaran dulu, sebaiknya segera ubah sifat kamu setelah menikah. Gak mudah, dan gak sulit juga. Hal seperti ini cuma mempersulit kalian karena dia akan menganggap kamu susah diajak ngomong dan mengesalkan.
Bertindak Semaumu
Setelah menikah, kehidupanmu akan sepenuhnya berubah. Kamu gak bisa seenaknya bangun siang seperti dulu, lalu pergi jalan-jalan ke mana pun kamu inginkan. Minimal, kamu perlu bertindak dengan sepengetahuan pasangan, bahkan mendapatkan izinnya. Begitu juga ketika kamu memutuskan sesuatu atau berlaku banyak hal. Kamu gak bisa lagi seenaknya bertindak semaumu, karena setelah menikah hidupmu bukan lagi tentang kamu, melainkan “tentang kita”.
Curhat Keburukan Pasangan Pada Orangtua
Setiap kali punya masalah dengan pasangan, kamu sebaiknya gak menceritakan keburukan pasangan pada orang tuamu. Sekalipun kamu sangat dekat dan terbiasa begitu. Karena seburuk-buruknya pasangan, itu pilihanmu. Aib yang kamu ceritakan akan tetap bertahan menjadi sebuah opini bagi orang lain sekalipun kamu sudah melupakannya. Jadi, jika ada masalah dengan pasangan sebaiknya ceritakan saja pada mertuamu.
Menganggap Mertua Itu Orang Lain
Ketika menikah, otomatis orangtuamu pun bertambah. Sekalipun mereka mungkin memiliki sikap yang kurang mengenakkan, jangan pernah menganggap mertuamu sebagai orang lain. Karena dengan begini, kamu akan semakin tidak menyukainya dan menganggap setiap bentuk perhatiannya yang disampaikan dengan baik (dan tidak) justru akan mengganggumu.
Masih Berhubungan dengan Masa Lalu
Masa lalu di sini maksudnya hal yang sudah berlalu dan gak perlu kamu ingat-ingat lagi. Misalnya mantan kamu, tingkah laku buruk yang ingin kamu ubah, atau hal-hal lalu yang sudah saatnya kamu tutup. Untuk sebuah pernikahan , hal seperti ini bisa berakibat fatal dan gak menguntungkan siapa pun.
Childish
Kalo kamu tipe yang suka ngambek dan memilih diam ketika marah saat pacaran dulu, sebaiknya segera ubah sifat kamu setelah menikah. Gak mudah, dan gak sulit juga. Hal seperti ini cuma mempersulit kalian karena dia akan menganggap kamu susah diajak ngomong dan mengesalkan.
Bertindak Semaumu
Setelah menikah, kehidupanmu akan sepenuhnya berubah. Kamu gak bisa seenaknya bangun siang seperti dulu, lalu pergi jalan-jalan ke mana pun kamu inginkan. Minimal, kamu perlu bertindak dengan sepengetahuan pasangan, bahkan mendapatkan izinnya. Begitu juga ketika kamu memutuskan sesuatu atau berlaku banyak hal. Kamu gak bisa lagi seenaknya bertindak semaumu, karena setelah menikah hidupmu bukan lagi tentang kamu, melainkan “tentang kita”.
