Saksikan Film dan Fakta Unik Seputar ON THE SPOT TRANS TV hari ini, rangkuman dan kumpulan fakta-fakta yang aneh dan terunik di media TV

7 Faktor Penyebab Wanita Alami Keguguran Saat Hamil


Keguguran salah satu hal yang paling ditakutkan sekaligus dikhawatirkan oleh para ibu hamil. Bayangan akan memiliki bayi kecil yang menggemaskan sirna sudah ketika divonis keguguran oleh dokter. Rasa sakit, stres dan trauma akan terus membayangi saat hal itu terjadi.

Sebenarnya, apa itu keguguran? Apa saja penyebabnya dan hal-hal apa saja yang dapat membuat wanita berisiko keguguran? Simak penjelasannya seperti yang dikutip Baby Center berikut ini.

Apa itu Keguguran?
Keguguran diartikan sebagai keluarnya janin atau persalinan prematur sebelum bayi mampu untuk hidup, yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Sekitar 10 sampai 20% kehamilan mengalami keguguran, dan lebih dari 80% terjadi sebelum usia kandungan 12 minggu.

Apa Penyebab Keguguran?
Antara 50 dan 70% pada trimester pertama, keguguran disebabkan oleh kelainan kromosom yang terjadi saat proses pembuahan. Paling sering terjadi karena telur atau sperma yang masuk memiliki jumlah kromosom yang salah, akibatnya telur atau embrio yang dibuahi tidak dapat berkembang secara normal.

Kelainan kromosom saat proses pembuahan ini dinamakan blighted ovum (saat ini biasanya disebut di kalangan medis sebagai kegagalan kehamilan dini). Dalam kasus ini, implan telur yang dibuahi di dalam rahim dan plasenta dan juga kantung kehamilan mulai berkembang, namun embrio yang dihasilkan berhenti berkembang sangat awal atau tidak membentuk janin sama sekali.

Karena plasenta mulai mengeluarkan hormon, saat Anda mengecek kehamilan dengan alat tes kehamilan mungkin hasil yang keluar adalah positif, tetapi ketika di USG yang terlihat adalah kantung kehamilan kosong. Dalam kasus lain, embrio tidak berkembang dengan normal, sehingga sangat tidak mungkin janin dapat bertahan hidup. Perkembangan janin tersebut berhenti sebelum jantung mulai berdetak.

Jika pada usia kehamilan enam minggu Anda melakukan USG dan melihat janin memiliki detak jantung yang normal, dan Anda tidak memiliki gejala seperti pendarahan atau kram, peluang untuk keguguran akan kecil sekali.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Seseorang Berisiko Keguguran

Meskipun setiap wanita berisiko keguguran, namun akan lebih besar risikonya kepada seseorang yang memiliki kecenderungan seperti berikut:

1. Usia: wanita dengan usia yang lebih tua berisiko mengandung bayi dengan kelainan kromosom dan besar kemungkinannya untuk keguguran. Wanita yang hamil saat usia 40 tahun berisiko keguguran dua kali lipat dibanding wanita berusia 20 tahun.

2. Riwayat keguguran: wanita yang memiliki dua atau lebih riwayat keguguran secara berturut-turut lebih mungkin dibandingkan wanita lain untuk keguguran lagi.

3. Penyakit kronis: diabetes tidak terkontrol dan kelainan darah tertentu yang diwariskan, gangguan autoimun (seperti sindrom antifosfolipid atau lupus), dan gangguan hormonal (seperti sindrom ovarium polikistik) adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko keguguran.

4. Masalah rahim atau serviks: memiliki kelainan tertentu pada rahim bawaan, kondisi rahim yang parah (pita jaringan parut), atau leher rahim yang lemah atau tidak normal (dikenal sebagai insufisiensi serviks) adalah peluang untuk keguguran. Hubungan antara fibroid rahim dan keguguran masih kontroversial, namun kebanyakan fibroid tidak menimbulkan masalah.

5. Riwayat cacat lahir atau masalah genetik: jika Anda, pasangan, atau anggota keluarga Anda memiliki kelainan genetik, pernah diidentifikasi punya masalah genetik pada kehamilan sebelumnya, atau pernah melahirkan anak dengan cacat lahir, Anda akan berisiko lebih tinggi untuk keguguran pada kehamilan selanjutnya.

6. Infeksi: penelitian telah menunjukkan risiko yang paling tinggi untuk keguguran jika Anda memiliki listeria, gondok, rubella, campak, cytomegalovirus, parvovirus, gonorrhea, HIV, dan infeksi tertentu lainnya.

7. Merokok, minum alkohol, dan menggunakan narkoba: merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat-obatan seperti kokain dan MDMA (ekstasi) selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingginya tingkat mengonsumsi kafein dan peningkatan risiko keguguran.
Back To Top